Tips Mengakses Facebook yang Terblokir

Posted by Frengklin Matatula in Information on August 6th, 2010 |  No Comments »

Terkadang kita binggung untuk mengaksesnya Facebook yang terblokir jika kita berada dikantor yang Facebooknya di blokir untuk kepentingan perusahaan, tapi sekarang ada tidak perlu kuatir lagi karena ada pepatah mengatakan “Banyak jalan menuju Roma” sama halnya dengan Facebook. jika facebook terblokir banyak cara bisa mengaksesnya salah satunya dengan HideMyAss. Ikuti langkah-langkahnya:

Caranya sangat gampang,tinggal berkunjung aja di www.HideMyAss.com . Setelah itu, Anda cukup tulisankan dialamat URLnya facebook.com. Dan dilanjutkan dengan mengkilk HideMyAss, maka anda akan melihat hasilnya dan sekarang ada sudah bisa mengakses facebook anda kembali.

selamat mencoba……..

Pentingnya Klasifikasi Knowledge dan kelemahan klasifikasi Pada suatu organisasi !!

Posted by Frengklin Matatula in Knowledge Management on August 6th, 2010 |  No Comments »

Kenyataan membuktikan pentingya peranan klasifikasi dalam dunia knowledge manusia. Apalagi dalam knowledge managemet. Ada berbagai jenis klasifikasi selain hirarkis, yaitu klasifikasi pohon, paradigm dan facet. Beberapa hal penting yang menyebabkan klasifikasi mutlak dalam urusan knowledge pada suatu organisasi

(kwasnik, 1999) :

–          mampu meringkas knowledge sehingga mudah dicerna

–          memberikan deskripsi yang kaya terhadap knowledge dalam kaitannya dengan knowledge lain

–          memperhatikan antarhubungan knowledge sehingga memungkinkan penggunaannya memiliki perspektif yang lebih menyeluruh atau holistic

–          memperhatikan jarak antara satu knowledge dengan lainnya (terutama dalam klasifikasi pohon)

–          membantu menemukan pola atau keteraturan dalam pemberian criteria kepada knowledge

Namun pada saat yang sama, system klasifikasi yang selama ini kita kenal juga mengandung kelemahan yaitu :

–          klasifikasi hirarkis hanya cocok untuk knowledge dalam domain yang mapan, yang masing-masing entitasnya sudah memiliki batas dan definisi yang jelas.

–          Klasifikasi pohon, walaupun mungkin lebih luwes untuk domain yang sedang berkembang, hanya cocok untuk menggambarkan arah perkembangan knowledge yang satu dimensi.

–          Klasifikasi dalam paradigm yang mengandalkan perpotongan (intersection) dua atribut entitas, sering kali juga membatasi perspektif penggunannya.

–          Klasifikasi facet yang diperkenalkan Ranganathan, walaupun sangat ampuh untuk menampung berbagai perspektif (multiple perspectives), sangat bergantung kepada knowledge yang lengkap tentang domain yang akan diklasifikasikan dan juga kebutuhan pemakaian klasifikasi.

Sumber :

Setiarso, Bambang; Harjanto, Nazir; Triyono; Subagya, Hendro,  penerapan Knowledge Management Pada Organisasi,. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009

Mungkinkah Mengelola Knowledge?

Posted by Frengklin Matatula in Knowledge Management on August 6th, 2010 |  No Comments »

Merebaknya fenomena manajement Knowledge (Knowledge Management) dapat dilihat sebagai keinginan mengembalikan hakikat “Knowledge” dan menghindari pandangan bahwa Knowledge adalah benda mati. Didalam kehidupan berorganisasi baik untuk bisnis maupun non- bisnis, maka Knowledge selalu dikaitan dengan potensi nilai yang ada pada berbagai komponen atau proses keseluruhan “modal” dalam organisasi tersebut. Kata “modal” disini tentu saja bukan hanya soal investasi dan uang, tetapi juga “modal social” (social capital). Para proponen Knowledge Management selalu menegaskan bahwa sebuah organisai seharusnya tidak berhenti pada “memiliki knowledge” dalam arti menimbun tumpukan dokumen yang dilengkapi dengan alat temu-keli. Persoalan terpenting yang dihadapi organisasi-organisasi modern saat ini adalah : bagaimana mengintegrasikan timbunan Knowledge eksplisit itu kedalam keseluruhan kemampuan dan kegiatan organisasi. Di dalam aktifitas setiap organisasi Knowledge yang diperlukan merupakan knowledge yang tertanam dalam diri tiap pribadi dan juga tercakup dalam kerja sama antarpribadi. Semua itu bukan hanya knowledge eksplisit, tetapi juga knowledge tacit, terlebih lagi knowledge ini menjadi dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didunia eksternal maupun internal dari sebuah organisasi. Jadi, inilah urusan manajemen knowledge, yaitu bagaimana mengelola dinamika penggunaan knowledge tacit yang terintegrasi dengan knowledge ekxplisit.

Secara ringkas, untuk mengelola knowledge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya :

– analisis dan identifikasi proses kerja/bisnis dalam organisasi

– Pemahaman tentang proses knowledge didalam proses kerja

– Pemahaman nilai konteks, dan dinamika knowledge dan informasi

– Identifikasi penciptaan, pemeliharaan dan pemanfaatan asset knowledge

– Pemetaan aliran knowledge

– Manajemen perubahan

– Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pemanfaatan knowledge

– Pemanfaatan tentang komunitas kerja untuk memperoleh dukungan dan kerjasama

– manajemen kegiatan/proyek

– stuktrisasi dan arsitektur informasi

– manajemen aliran dokumen dan informasi

– pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen informasi, proses publikasi dan perkembangan potensi teknologi informasi.

Sebagian besar dari tuntutan kompetensi diatas memerlukan kemampuan berpikir abstrak dan melakukan analisis yang cukup rumit.

Sumber:

Setiarso, Bambang; Harjanto, Nazir; Triyono; Subagya, Hendro, penerapan Knowledge Management Pada Organisasi,. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009

Bagaimana Membuat Suatu Knowledge Management ?

Posted by Frengklin Matatula in Knowledge Management on August 5th, 2010 |  1 Comment »

4 langkah membuat suatu Knowledge Management

1. Bangun infrastruktur dengan teknologi yang tepat

Teknologi yang tepat, bukan berarti teknologi yang digunakan adalah teknologi tinggi. Tepat berarti sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan usaha yang anda lakukan sekarang dan tidak membuang-buang biaya. Teknologi ini bisa saja seperti komputer dan jaringan internet, lihat kembali di alat-alat pengetahuan.

2. Bangun sebuah infrastruktur konseptual yang kompetensi

Teknologi yang tepat juga tidak akan berguna apabila anda tidak mempunyai konsep atau visi yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Dan tulang punggung yang kompeten adalah orang-orang yang mempunyai ilmu, keahlian,pengalaman, kecepatan bertindak, dan bersosialisasi.

3. Buat suatu tempat penyimpanan

Tempat penyimpanan bisa saja berupa gudang, perpustakaan, arsip, database,file. Dan dibantu dengan alat-alat yang mempermudah pencarian.

4. Ciptakan standar tinggi untuk kualitas dan kegunaannya

Anda harus membuat suatu aturan, yaitu hanya ilmu yang berguna sajalah yang akan anda disimpan di gudang pengetahuan anda, jangan sampai sampah informasi juga anda masukkan kedalamnya. Dan pastikanlah kalau aturan ini sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Seperti yang telah disebut diatas, sumber yang kompeten, dan digunakan untuk suatu tujuan, seperti kemajuan perusahaan. Dibutuhkan juga seseorang untuk mengaturnya,yang dikenal dengan CKO (Chief Knowledge Officer).

Di dalam KM ada suatu istilah yang disebut Knowledge sharing, atau saling berbagi pengetahuan. Untuk saling berbagi, diperlukan suatu wadah, bisa berbentuk web, forum, milis , blog dan lainnya. Yang paling populer adalah web. Didalam wadah inilah para penggunanya saling berbagi ilmu, tidak peduli dengan ilmunya tentang apa, yang penting berbagi.

selain itu  sumber daya manusia dan teknologi juga dibutuhkan dalam KM,tanpa 2 hal ini tidak akan ada sebuah KM yang ada hanya knowledge individual. Teknologi dalam hal ini sangat membantu banyak, dengan kemampuan database, metode searching, automated agent, e-forum dan e-mail, akan sangat membantu menciptakan sebuah sistem yang baik. Walaupun kadang-kadang sebuah buku organizer cukup membantu seseorang dalam schedulingnya.

Apakah Knowledge Sharing Disaster Recovery Planning (DRP) diperlukan diperusahaan?

Posted by Frengklin Matatula in Knowledge Management on July 22nd, 2010 |  1 Comment »

kita tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini banyak sekali bencana alam yang terjadi yang menimpa Indonesia mulai dari sunami, gempa bumi, tanah longsor dll, bukan saya di Indonesia tetapi seluruh dunia pun mengalami bencana alam yang sama. Bencana dapat terjadi kapan saja dengan berbagai macam sebab, baik yang disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh kelalaian manusia itu sendiri. Sama halnya Bencana dalam dunia IT adalah kejadian yang mengakibatkan kegagalan sistem dan memberikan dampak yang membahayakan terhadap bisnis yang dijalankan. Bagi dunia bisnis terjadinya bencana dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik dari segi materi maupun immateriil. Untuk itu setiap perusahaan sebaiknya memiliki rencana berupa Disaster Recovery Planning (DRP) untuk mengatasi atau meminimalisir dampak negatif akibat terjadinya sebuah bencana. Disaster Recovery adalah perencaan untuk menghindari masalah dan kemampuan untuk menghadapi masalah ketika bencana berlangsung. Hal ini melibatkan kegiatan dan program yang dirancang untuk menghidupkan kembali suatu entitas. DRC harus menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan akan menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

Akan tetapi, Manajemen perusahaan seringkali mengabaikan pentingnya implementasi DRP ini dengan berbagai alasan seperti kurangnya waktu dan sumber daya, kurangnya dukungan manajemen puncak, kurangnya biaya, terlalu banyak potensi bencana yang harus dipertimbangkan, kurangnya kepedulian terhadap akibat bencana bagi bisnis perusahaan, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai DRP tersebut.

9 hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan daam penerapan Disaster Recovery Planning(DPR)

1. REDUNDANT atau Dual Input POWER SOURCE

Siapkan power source yang memadai dan siap pakai serta bisa juga kita terapkan pada DUAL Input power ke UPS kita. Jika tidak ada Genset, kita juga bisa memanfaatkan Input sumber daya yang lain seperti tenaga Surya, dll.

a. Input Power dari PLN.

b. Input Power dari GENSET.

c. Input Power dari Power Source lain.

2. DUAL UPS atau Redundant UPS to PSU

Kita gunakan 2 UPS dengan Input Power Source yang berbeda untuk men-supply sebuah server yang memiliki dual Power Supply Unit. Tentunya ini berlaku untuk server yang punya 2 buah Power Supply Unit ( PSU ). Tujuannya adalah jika terjadi problem di salah satu Power Source maka Server juga masih bisa hidup dari Power Supply yang lain atau Power Source yang lain.

3. DUAL POWER SUPPLY UNIT ( per server )

a. PSU A dengan power input dari UPS A

b. PSU B dengan power input dari UPS B

Tidak semua Server memiliki fasilitas Dual Power Supply ini, jadi jika server kita memiliki dual Power Supply maka sebaiknya kita manfaatkan se-optimal mungkin.

4. LOCAL STORAGE RAID System untuk OS

RAID System ( Redundant Array of Inexpensive Disks ) adalah sekelompok harddisk yang berfungsi saling mengantikan / redundant untuk menjaga fungsional harddisk.

Tujuannya adalah jika salah satu atau beberapa harddisk dari suatu kelompok harddisk mengalami kerusakan, maka sekelompok harddisk tersebut secara fungsi tidak mengalami problem sehingga kita tidak sampai mengalami kehilangan data.

5. DUAL / REDUNDANT Connection per server

Mengunakan 2 LAN Card atau lebih tentu akan menjamin Availability server dalam jaringan jika terjadi kerusakan pada LAN Card Server. Sehingga jika salah satu koneksi LAN putus maka koneksi LAN yang lain dapat mengambil alih koneksi atau otomatis Take Over.

6. REDUNDANT EXTERNAL STORAGE Protection untuk OS, Database & Fileserver

External Storage berupa SAN ( Storage Area Network ) ataupun NAS ( Network Attach Storage ) saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam Server System. Redundant Connection dari Server ke External Storage ini sangat penting karena sangat membantu dalam menigkatkan proteksi storage sesuai sehingga fungsional Data Storage dapat befungsi sebagaimana mestinya.

7. TAPE BACKUP, Tape Library atau Vitual Tape Library ( VTL )

Tape Backup adalah Proteksi Data lebih lanjut baik ke External Catriedge maupun Virtual Tape Library yang selanjutnya Tape Catriedge di simpan ke suatu tempat khusus agar jika terjadi disaster ( musibah ) dapat digunakan untuk recovery data dengan cepat.

8. SERVER REPLICATION TECHNOLOGY

Technology yang di implementasikan pada Server kita sangat berperan penting, misalnya pada Single Server jika terjadi problem ringan seperti RESTART Server, Update Patch, dll butuh waktu untuk Downtime 5 menit hingga 15 menit untuk proses Running Up Server.

9. SERVER CO-LOCATION

Server Colocation adalah Server production kita gunakan operasional sehari-hari yang di Replikasi-kan pada Server kita yang berada diluar Site Server kita.

Sumber:

http://techno.okezone.com/read/membangun-disaster-recovery-plan-server-system
http://id.wikipedia.org/wiki/Disaster_Recovery