Apakah Knowledge Sharing Disaster Recovery Planning (DRP) diperlukan diperusahaan?

kita tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini banyak sekali bencana alam yang terjadi yang menimpa Indonesia mulai dari sunami, gempa bumi, tanah longsor dll, bukan saya di Indonesia tetapi seluruh dunia pun mengalami bencana alam yang sama. Bencana dapat terjadi kapan saja dengan berbagai macam sebab, baik yang disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh kelalaian manusia itu sendiri. Sama halnya Bencana dalam dunia IT adalah kejadian yang mengakibatkan kegagalan sistem dan memberikan dampak yang membahayakan terhadap bisnis yang dijalankan. Bagi dunia bisnis terjadinya bencana dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik dari segi materi maupun immateriil. Untuk itu setiap perusahaan sebaiknya memiliki rencana berupa Disaster Recovery Planning (DRP) untuk mengatasi atau meminimalisir dampak negatif akibat terjadinya sebuah bencana. Disaster Recovery adalah perencaan untuk menghindari masalah dan kemampuan untuk menghadapi masalah ketika bencana berlangsung. Hal ini melibatkan kegiatan dan program yang dirancang untuk menghidupkan kembali suatu entitas. DRC harus menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan akan menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

Akan tetapi, Manajemen perusahaan seringkali mengabaikan pentingnya implementasi DRP ini dengan berbagai alasan seperti kurangnya waktu dan sumber daya, kurangnya dukungan manajemen puncak, kurangnya biaya, terlalu banyak potensi bencana yang harus dipertimbangkan, kurangnya kepedulian terhadap akibat bencana bagi bisnis perusahaan, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai DRP tersebut.

9 hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan daam penerapan Disaster Recovery Planning(DPR)

1. REDUNDANT atau Dual Input POWER SOURCE

Siapkan power source yang memadai dan siap pakai serta bisa juga kita terapkan pada DUAL Input power ke UPS kita. Jika tidak ada Genset, kita juga bisa memanfaatkan Input sumber daya yang lain seperti tenaga Surya, dll.

a. Input Power dari PLN.

b. Input Power dari GENSET.

c. Input Power dari Power Source lain.

2. DUAL UPS atau Redundant UPS to PSU

Kita gunakan 2 UPS dengan Input Power Source yang berbeda untuk men-supply sebuah server yang memiliki dual Power Supply Unit. Tentunya ini berlaku untuk server yang punya 2 buah Power Supply Unit ( PSU ). Tujuannya adalah jika terjadi problem di salah satu Power Source maka Server juga masih bisa hidup dari Power Supply yang lain atau Power Source yang lain.

3. DUAL POWER SUPPLY UNIT ( per server )

a. PSU A dengan power input dari UPS A

b. PSU B dengan power input dari UPS B

Tidak semua Server memiliki fasilitas Dual Power Supply ini, jadi jika server kita memiliki dual Power Supply maka sebaiknya kita manfaatkan se-optimal mungkin.

4. LOCAL STORAGE RAID System untuk OS

RAID System ( Redundant Array of Inexpensive Disks ) adalah sekelompok harddisk yang berfungsi saling mengantikan / redundant untuk menjaga fungsional harddisk.

Tujuannya adalah jika salah satu atau beberapa harddisk dari suatu kelompok harddisk mengalami kerusakan, maka sekelompok harddisk tersebut secara fungsi tidak mengalami problem sehingga kita tidak sampai mengalami kehilangan data.

5. DUAL / REDUNDANT Connection per server

Mengunakan 2 LAN Card atau lebih tentu akan menjamin Availability server dalam jaringan jika terjadi kerusakan pada LAN Card Server. Sehingga jika salah satu koneksi LAN putus maka koneksi LAN yang lain dapat mengambil alih koneksi atau otomatis Take Over.

6. REDUNDANT EXTERNAL STORAGE Protection untuk OS, Database & Fileserver

External Storage berupa SAN ( Storage Area Network ) ataupun NAS ( Network Attach Storage ) saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam Server System. Redundant Connection dari Server ke External Storage ini sangat penting karena sangat membantu dalam menigkatkan proteksi storage sesuai sehingga fungsional Data Storage dapat befungsi sebagaimana mestinya.

7. TAPE BACKUP, Tape Library atau Vitual Tape Library ( VTL )

Tape Backup adalah Proteksi Data lebih lanjut baik ke External Catriedge maupun Virtual Tape Library yang selanjutnya Tape Catriedge di simpan ke suatu tempat khusus agar jika terjadi disaster ( musibah ) dapat digunakan untuk recovery data dengan cepat.

8. SERVER REPLICATION TECHNOLOGY

Technology yang di implementasikan pada Server kita sangat berperan penting, misalnya pada Single Server jika terjadi problem ringan seperti RESTART Server, Update Patch, dll butuh waktu untuk Downtime 5 menit hingga 15 menit untuk proses Running Up Server.

9. SERVER CO-LOCATION

Server Colocation adalah Server production kita gunakan operasional sehari-hari yang di Replikasi-kan pada Server kita yang berada diluar Site Server kita.

Sumber:

http://techno.okezone.com/read/membangun-disaster-recovery-plan-server-system
http://id.wikipedia.org/wiki/Disaster_Recovery