Mungkinkah Mengelola Knowledge?

Merebaknya fenomena manajement Knowledge (Knowledge Management) dapat dilihat sebagai keinginan mengembalikan hakikat “Knowledge” dan menghindari pandangan bahwa Knowledge adalah benda mati. Didalam kehidupan berorganisasi baik untuk bisnis maupun non- bisnis, maka Knowledge selalu dikaitan dengan potensi nilai yang ada pada berbagai komponen atau proses keseluruhan “modal” dalam organisasi tersebut. Kata “modal” disini tentu saja bukan hanya soal investasi dan uang, tetapi juga “modal social” (social capital). Para proponen Knowledge Management selalu menegaskan bahwa sebuah organisai seharusnya tidak berhenti pada “memiliki knowledge” dalam arti menimbun tumpukan dokumen yang dilengkapi dengan alat temu-keli. Persoalan terpenting yang dihadapi organisasi-organisasi modern saat ini adalah : bagaimana mengintegrasikan timbunan Knowledge eksplisit itu kedalam keseluruhan kemampuan dan kegiatan organisasi. Di dalam aktifitas setiap organisasi Knowledge yang diperlukan merupakan knowledge yang tertanam dalam diri tiap pribadi dan juga tercakup dalam kerja sama antarpribadi. Semua itu bukan hanya knowledge eksplisit, tetapi juga knowledge tacit, terlebih lagi knowledge ini menjadi dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didunia eksternal maupun internal dari sebuah organisasi. Jadi, inilah urusan manajemen knowledge, yaitu bagaimana mengelola dinamika penggunaan knowledge tacit yang terintegrasi dengan knowledge ekxplisit.

Secara ringkas, untuk mengelola knowledge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya :

– analisis dan identifikasi proses kerja/bisnis dalam organisasi

– Pemahaman tentang proses knowledge didalam proses kerja

– Pemahaman nilai konteks, dan dinamika knowledge dan informasi

– Identifikasi penciptaan, pemeliharaan dan pemanfaatan asset knowledge

– Pemetaan aliran knowledge

– Manajemen perubahan

– Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pemanfaatan knowledge

– Pemanfaatan tentang komunitas kerja untuk memperoleh dukungan dan kerjasama

– manajemen kegiatan/proyek

– stuktrisasi dan arsitektur informasi

– manajemen aliran dokumen dan informasi

– pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen informasi, proses publikasi dan perkembangan potensi teknologi informasi.

Sebagian besar dari tuntutan kompetensi diatas memerlukan kemampuan berpikir abstrak dan melakukan analisis yang cukup rumit.

Sumber:

Setiarso, Bambang; Harjanto, Nazir; Triyono; Subagya, Hendro, penerapan Knowledge Management Pada Organisasi,. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009